CINTA...

Ketika satu kata itu mampu membawa kita pada sejuta kenangan tentang hidup, petualangan, dan perasaan yang pernah ada. Tahun 2002 menjadi saksi lahirnya sebuah film remaja Indonesia yang berhasil membuat masyarakat berbondong-bondong datang ke bioskop, di tengah masa mati suri industri perfilman nasional.

Saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas saat itu, dan nama-nama seperti Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra mendadak menjadi idola baru. Film itu adalah “Ada Apa Dengan Cinta?” karya Miles Production yang disutradarai oleh Rudi Sudjarwo, sebuah film yang kemudian menjadi tonggak kebangkitan industri film Indonesia. Great job, Mira Lesmana and team!

Lalu di tahun 2014, tepatnya Kamis, 6 November, saya sedang rapat dengan beberapa rekan kerja ketika iseng membuka media sosial Path. Saat itu, seluruh timeline saya penuh dengan keriuhan tentang mini drama “Ada Apa Dengan Cinta?” yang dirilis oleh aplikasi LINE. Mini drama itu mengisahkan kelanjutan kisah Rangga dan Cinta, di mana Cinta dulu ditinggalkan karena Rangga harus pergi ke New York, dan kini, dua belas tahun kemudian, Rangga kembali ke Jakarta untuk menemuinya.

Pesan yang ingin disampaikan LINE adalah memperkenalkan fitur terbaru mereka, “Find Alumni”. Menggandeng film legendaris seperti Ada Apa Dengan Cinta adalah langkah yang sangat brilian. Apa yang muncul di benak para penonton mini drama ini? “Mereka dulu menonton film ini bersama siapa ya?” “Teman nonton saya dulu sekarang di mana?” “Atau, pacar saya yang dulu... sekarang sudah jadi apa?”

Semua kenangan itu seolah muncul kembali hanya dengan menonton mini drama Ada Apa Dengan Cinta. Sebuah karya sekaligus strategi viral marketing yang sangat cerdas dari LINE dan agensi iklannya. Apakah pesan yang ingin disampaikan berhasil? Tanya saja pada diri Anda sendiri, apakah Anda sempat mencoba mengetikkan nama sekolah Anda di fitur “Find Alumni”? Hahahaha...